雨上がり(Ame agari) ; After the rain Chapter1
Tittle : 雨上がり(Ame agari) ; After the rain Author : me aka daisuke aka deya Genre : Fluff, Romance Rating : pg15 (gak ngerti deh, mungkin akan tambah tinggi atau turun) Cast : Tegoshi Yuya, Chika *muahahahaaa~* (dan pemain pendukung lainnya termasuk saya *kicked*) Disclaimer : I don’t own Tego. He belongs himself. Kalo Chika mah anak enyak babenya~
Chapter 1 .: The coincidences :.
Staring out at the rain with a heavy heart It’s the end of the world in my mind
Then your voice calls me back like a wake up call…
Chika’s POV Hujan… Titik-titik itu membasahi tubuhku perlahan. Kosong. Mataku entah menatap apa. Pikiranku kacau luar biasa. Rasa sakit itu menghujaniku seperti air ini. Terus-menerus mengguyurku sampai-sampai aku tak bisa lagi mengelak. Tak bisa lagi melangkah. Tak bisa lagi menatap. Aku mendongak ke atas. Menatap langit yang tiada henti meneteskan airnya. Sejenak aku memejamkan mata. Secara kasat mata tak ada yang melihat buliran lain jatuh. Buliran hangat yang keluar dari mataku. Menyedihkan. Keadaanku benar-benar menyedihkan. Aku sendiri tak tahu kenapa. Bukankah aku orang yang kuat? Bukankah aku orang yang tegar? Bukankah aku orang yang ceria? Bukankah… “Nee…” Aku kembali mendongak. Sebuah suara bariton menyadarkan lamunanku. “Kau…” Dia menyapaku. Menatapku lembut. Aku menatapnya kaget ketika tiba-tiba dia memayungiku. Seulas senyum menghiasi bibir manisnya. “Kau kehujanan. Ambilah payung ini!” Tangannya terulur memberikan bantuan. Sebuah payung biru melindungi tubuhku dari derasnya hujan. Aku melihatnya takjub. Badannya mulai basah. Rambut coklatnya mulai lepek. Tapi ia tetap tersenyum. Aku belum berani mengambil payungnya. “Kau juga kehujanan…” Ucapku akhirnya. Dia tertawa pelan, “Daijoubu. Rumahku dekat sini kok. Nee, ambil payung ini!” Perlahan, aku mengambil payung itu dari tangannya. “Arigatou” Ucapku pelan. Aku memaksa untuk tersenyum. “Un” Ia mengangguk. “Kalau begitu, Jaa!” Dia membalikkan badannya. Kemudian berlari kecil menjauhiku. Punggungnya yang tidak terlalu lebar seperti melambai kearahku. Rambut coklatnya yang basah membuatku terenyuh. Sungguh orang yang luar biasa. Bukankah seharusnya aku membalas lebih? “Chotto!” Tiba-tiba aku berteriak. Dia menoleh. Menatapku. Menungguku berbicara tepatnya. Kenapa? Kenapa tadi aku berteriak? Aku jadi serba salah. Aku menatapnya bingung. “Ano… Sekali lagi, Arigatou…” Entah kenapa aku menjadi gugup. Untuk kesekian kali, ia tersenyum. “Lebih baik kau hapus air matamu dan pulang ke rumah. Jaa!” Sederet kata itu kembali membuatku beku. Ia menyadarinya. Ia menyadari keadaanku sekarang. Siluet itu menjauh dari pandanganku. Bayangannya begitu kabur karena tanpa sadar air mata telah menumpuk di mataku. Aku kembali menangis. Tapi, lagi-lagi ucapannya terulang di kepalaku. Lebih baik kau hapus air matamu dan pulang ke rumah. Sedikit membuatku senang. ----- 2 bulan kemudian… Aku meyusuri jalanan dengan sepeda. Udara pagi terasa segar. Menembus badanku dengan sempurna. Entah kenapa aku ceria sekali hari ini. Bukan. Mungkin karena pengaruh musim panas yang sebentar lagi akan tiba. Bukankah tandanya sebentar lagi liburan panjang? Aku senang sekali dengan musim panas. Rutinitas ini kulakukan setiap hari. Bersepeda menuju stasiun kereta api. Kemudian naik kereta ke kampusku di Waseda. Sudah sebulan aku menyandang gelar mahasiswa seni di Waseda. Aku memang suka melukis. Dan beruntung sekali orang tuaku mendukung hobiku. Mereka tinggal di Okinawa, sedangkan aku tinggal di Aoyama. Kadang mereka menjengukku, begitu pula sebaliknya. Sedang asyik-asyiknya melamun entah kenapa tiba-tiba sepedaku oleng, dan tanpa bisa kucegah aku mulai kehilangan kendali. BRAAAAAKKKKKKK~ Aku mengerem sepeda sekuat tenaga. Terlambat! Gawat! Aku menabrak orang. Apa sih yang kupikirkan sampai menabrak orang! Aku menoleh ke belakang. Kudapati seorang cowok tengah telungkup di samping tembok pagar. Tampaknya ia kesakitan. Segera aku turun dari sepeda dan menghampirinya. “Ano, apa kau baik-baik saja?” Tanyaku pelan. Aku takut sekali orang itu mengamuk. Lagipula wajar sih kalau dia marah, ini kan salahku. Gawat! Aku harus bagaimana nih? Cowok itu menoleh. Tatapannya tajam. Terlihat sekali kalau ia sebal padaku. Jantungku hampir mencelat dibuatnya. Galak sekali sih. Ia bangkit dan duduk bersandarkan tembok. Mulai membersihkan kotoran di kaos putih dan jeans birunya. Mukanya masam sekali. “Tentu saja aku tidak baik-baik saja!” Ucapnya sebal. Sesekali menatapku sinis. “Ah, gomenasai. Aku benar-benar tidak sengaja. Hontou ni gomenasai!” Aku menyatukan kedua telapak tanganku dan mengibaskannya di keningku. Berusaha memohon maaf. Aku melihat ekspresinya yang menurutku biasa-biasa saja. “Ck, sudahlah. Anggap saja aku sedang sial” Mendengar pernyataannya aku makin merasa bersalah, “Maaf ya!” Ucapku entah untuk keberapa kali. Kulihat sikunya berdarah. Hanya luka kecil sih. Tapi… “Ah, sikumu berdarah. Akan kuobati!” Sepertinya dia ingin menolak, tapi tangan ku lebih sigap menarik tangan kirinya. Dia hanya melihatku membersihkan lukanya, lalu menempelkan plester bening pada lukanya. “Ne, kemana tujuanmu? Mari kuantar” Aku berusaha menebus kesalahanku padanya. Cowok itu berdiri, mengangkat tas ranselnya. Kemudian membetulkan letak kacamatanya yang miring. “Aku masih bisa jalan sendiri. Lain kali hati-hati dengan sepedamu!” Ucapnya lalu pergi meninggalkanku. Heh??? Kenapa sih cowok itu? Aku kan sudah minta maaf. Sudah mengobati lukanya dan berniat mengantarnya. Kenapa sih sikapnya sedatar itu? Malah terkesan angkuh. Ugh, dasar manusia aneh. ----- Kesialanku yang kedua setelah kejadian tadi pagi adalah, hari ini aku telat! Gawat! Ini sih super gawat! Mengingat dosen pertamaku adalah dosen yang galak dan menakutkan. Ahh, aku tak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan dosen itu padaku nanti. Membolos juga lebih tak mungkin. Sekali saja aku absen akan lebih menyengsarakan kehidupanku kelak. Aku berlari menyusuri koridor. Aku tak peduli dengan suara berisik yang ditimbulkan oleh gesekan antara sepatu kets ku dan lantai. Beberapa orang menoleh dan tak sedikit yang meneriakiku. Sekali lagi, aku tak peduli. Nyawaku lebih penting daripada umpatan kesal mereka. Sekilas aku melirik jam tanganku. Jantungku kembali berdegup melewati batas. Ini benar-benar gawat! Aku berbelok ke sudut ruangan dan… BRRRAAAAAAAAKKKKKKK!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Aku menubruk seseorang. Lagi-lagi kesialanku hari ini bertambah. Chotto matte………. Ada yang aneh. Aku merasakan ada hal yang aneh. Kalau aku jatuh, harusnya kan aku merasa kesakitan. Lalu, kenapa badanku terasa ringan? Sama sekali tak terasa sakit. Aku membuka mata perlahan. Pemandangan yang pertama kali kulihat adalah sepasang mata coklat yang tengah menatapku. Sepasang mata yang terbungkus oleh lensa kacamata kotak. Mataku berkedip berkali-kali. Butuh semenit untuk menyadari bahwa aku tengah jatuh menindih seorang cowok… EHHHH? Kedua mataku otomatis terbelelak tanpa bisa kucegah. Di…Dia adalah… Cowok yang tadi pagi kutabrak! Bencana! Ini bencana terbesar dalam hidupku! Mencelakakan orang yang sama dua kali, bahkan dalam jangka waktu kurang dari 2 jam! Ajaib! Sungguh ajaib hidup yang aku alami pagi ini. “Hey!” Cowok itu menyapaku tegas. Reflek, aku menatapnya. Sungguh. Pasti wajahku begitu bodoh saat ini. “SAMPAI KAPAN KAU MAU MENINDIHKU, HAH???” Teriaknya marah. “Eh??” ------
Can we also change back to the two of us from the time we met at that place? The coincidences become DESTINY…
Credit songs: Because you live – Jesse Mc Cartney Reason – Nami Tamaki Label: deya, romance, series, yuya tegoshi
|
2 Komentar:
sejak kapan si wagamama bersedia ngasih payung,na ke orang lain pas ghi ujan deres kayak gitu???
DARI MANA SEJARAHNYA WOY??? *ngakak guling2*
ah..
selebihnya mah gw dah kasih tw lw pan..
yg masalah shinjuku ituh..
entar gw ganti juja yg di fic gw.. XDD
*autis, blog yg komen kita2 juja.. BODOR!!!! XDD*
hhoooohooooo~
sejak kapan si tego begitu??
indah kan?
indah kan?
cuma lo temukan di fic gw lho...
hakhak..
demen aja lu gw bikin adegan chuuuu~~~~
nanti saya bikin yg lebih ekstrim lagi yak...
saya pan uda cukup umur..
eh eh, saya uda ngundang orang buat dateng..
hakhak,,,,
Posting Komentar