december post

Deeto, janai ka?

"Y" (why)
2 comments gimme comment?

Tittle : “Y” (Why)
Author : Deya
Cast : Yabu Kota again ==”, Yamamoto Yuuri
Genre : sedikit Romance
Rating : pg13
Disclaimer : Just have the OC and the story XDD

Ini fic pesenan Ya-chan nih… saya juga bingung ngapa pada demen banget ama si abang Yabu…
Weww~ pendek ternyata…

Douzo!!

***


Yamamoto melirik kesal ke arah teman sebelah bangkunya. Seorang cowok dengan rambut hampir sebahu, tengah menatapnya jahil. Cengiran menyebalkan itu membuat Yamamoto melengos kesal. Cowok itu menopangkan sebelah tangannya ke dagu, menatap Yamamoto dengan tatapan jahil—seperti biasa.

“Ohayou, Ya-chan. Beruntung sekali aku duduk bersebelahan denganmu semester ini” Ucapnya menggoda.

Yamamoto mendengus kesal, menatap cowok di sebelahnya dengan tatapan membunuh, lalu melengos lagi.

Sungguh tidak adil! Batin Yamamoto protes—pada dirinya sendiri.

Cowok itu adalah Kota Yabu, cowok berandal yang suka membuat ulah dimanapun ia berada. Sejak pertama kali bertemu, Yamamoto sudah terlanjur tidak simpati dengan cowok kurus itu. Pasalnya, si Yabu ini mempermalukan dirinya di hari pertama penerimaan siswa baru.

Yamamoto membayangkan kejadian 6 bulan yang lalu, dimana ia tengah berjalan menuju cafeteria bersama teman-temannya dan disaat yang bersamaan Yabu tengah berlari ke arah Yamamoto dari belakang. Dan seketika itu pula Yabu menubruk Yamamoto sehingga cewek itu kehilangan keseimbangan.

Tidak sampai terjatuh sih. Bukan juga masalah besar jika Yamamoto tak sengaja menyenggol senpainya sehingga dia terjatuh. Dan lagi-lagi bukan masalah besar jika senpainya itu terjatuh secara normal. Sangat bukan masalah besar jika senpainya tidak terjatuh dengan posisi terlentang dan roknya tersikap sehingga memperlihatkan warna underwearnya. Sangat bukan masalah besar lagi, jika pelakunya bukan Yamamoto.

Aaaaaarrrrrrgggggghhhhhh!!!!

Yamamoto geram sendiri jika mengingat peristiwa memalukan itu. tentu saja hal tersebut bukan salahnya. Masalahnya, si pelaku utama malah tertawa. Bukannya minta maaf. Dan alih-alih malah Yamamoto yang dilabrak si senpai.

Matanya kembali menatap Yabu, cowok itu malah asyik tersenyum jahil sambil mengulum permen karet.

Semester ini mungkin hidupnya bakal nggak tenang. Sudah sekelas, duduk pun bersebelahan.

Hufhhh….

Yamamoto menghela napas berat.

***

Yamamoto memainkan pulpennya dengan sembarang. Ia bosan setengah mati sendirian di ruang kesehatan. Menunggu ada yang mengetuk pintu dan butuh bantuan. Yamamoto adalah anggota dari klub kesehatan, Dan hari ini adalah jadwalnya piket. Sebenarnya ia tak sendirian, seharusnya Minami menemaninya sekarang. Tapi, anak kelas sebelah itu malah pergi entah kemana.

KREEEEKKKKK….

Yamamoto menoleh cepat, mendengar pintu ruangan itu terbuka. Dan saat itu juga ia melihat Yabu menatapnya dengan ekspresi agak kaget, tapi ia bisa menutupinya dengan baik.

“Yabu? He? Kenapa kau ki sini?”

Yabu berjalan mendekat, langkahnya tampak terseret. Yamamoto mengamati kaki Yabu. Dan saat itulah ia mendapati lutut kiri cowok itu berdarah.

“Kau pikir aku ke sini mau makan? Jelas karena aku sedang sakit” Yabu menjawab sambil menggerutu.

Yamamoto berdiri dan memapah Yabu untuk duduk di tepi tempat tidur.

“Sebentar…” Yamamoto mengisyaratkan Yabu untuk menunggu, sedangkan dirinya langsung mengambil sebaskom air bersih, kapas, dan segala macam obat dan peralatan yang akan membantu memebrsihkan luka Yabu.

Yabu mengamati Yamamoto dengan serius, diam-diam ia tersenyum. Perasaannya tiba-tiba tergelitik melihat Yamamoto dengan panik mengambil semua peralatan kesehatan.
“Aaaaah, kenapa wajahmu juga ikutan terluka sih?” Yamamoto mengeluh pelan, bukan menyalahkan, hanya saja—
Yabu mengusap pipinya yang tirus, mendapati debu menempel di sana.

“Aku sedang bermain futsal tadi, tiba-tiba saja terjatuh” Jawabnya polos.

Yamamoto mulai membersihkan luka di lutut Yabu tanpa banyak bicara. Sesekali cowok itu menjerit kesakitan karena Yamamoto tidak hati-hati, dan jeritan itu langsung di sambut dengan tatapan membunuh oleh cewek berambut panjang itu.

“Kau bisa pelan sedikit nggak sih? Sakit tau!” Yabu mengomel.

“Owari~” Yamamoto tersenyum senang tanpa menggubris omelan Yabu, “Ahh, wajahmu! Aku lupa ternyata wajah menyebalkanmu itu juga terluka”

Yabu hendak membalas perkataan cewek di depannya ini, tapi segera ia batalkan karena Yamamoto tiba-tiba memegang kening Yabu. Menahan kepalanya dan mulai membersihkan area pipinya yang berdarah.

Yabu terdiam. Berusaha mengatur napasnya yang mulai memburu. Tanpa sadar ia malah menahan napas saking tegangnya. Matanya mengerjap berusaha menetralkan gemuruh di dadanya.

Dan saat kedua mata mereka bertemu, keduanya malah asyik bertatapan. Dan hal tersebut membuat Yabu salah tingkah. Cowok itu langsung membuang muka. Berusaha menyembunyikan rona merah di wajahnya.

“Sudah kan? Aku harus pulang!” Ucap Yabu tiba-tiba, membuat Yamamoto bergerak menjauh dari cowok itu.

“Un” Jawab Yamamoto gugup. Entah kenapa tiba-tiba perasaannya jadi aneh.

Yabu bangkit dari duduknya. Berusaha berjalan dengan kaki pincang sebelah.

Dan ketika cowok itu menutup pintu, Yamamoto memegang dadanya. Berusaha mengartikan arti debaran yang muncul tiba-tiba itu.

***

Bukan sekali itu Yabu datang ke ruang kesehatan dengan keadaan mengenaskan.

Berkali-kali Yabu datang ke ruang kesehatan dengan luka dimana-mana. Yamamoto hanya memandang cowok itu pasrah setiap kali ia datang.

Tapi hari ini lain, tak ada luka sedikitpun di tubuhnya. Dan kenapa anak itu datang ke ruang kesehatan? Yamamoto sendiri bingung. Maka ia memperhatikan tingkah cowok itu.

Yabu mengendorkan dasinya dan membuka satu kancing lagi kemejanya. Tampaknya ia cukup kepanasan hari ini.

Tak hanya itu, ia juga melepas blazer biru dongkernya dan melemparnya ke atas tempat tidur di ruang kesehatan.

“Nande?” Yamamoto bertanya heran, “Nande kimi no koko ni?”

Yabu menoleh, “Kau pasti kesepian. Makanya aku datang”

Kedua alis Yamamoto bertaut—tanda bingung.

Yabu merebahkan badannya di atas kasur tanpa membuka sepatu. Kedua tangannya menopang kepalanya sambil bersiul pelan.

“Yabu! Apa-apaan sih?”

Yabu bangkit dan memposisikan badannya sampai terduduk. Ia memiringkan kepalanya, lalu tersenyum jahil seperti biasa.

Yamamoto melihat ekspresi itu. Dan dadanya tiba-tiba kembali bergemuruh. Kenapa sih dengan dirinya? Yamamoto mengutuki dirinya sendiri yang mulai tak bisa mengetahui apa yang sedang ia rasakan.

Yabu mengerti situasi seperti ini dan malah terus mengamati Yamamoto. Mengamati setiap inchi wajahnya.

“Jangan menatapku seperti itu, Yabu!” Yamamoto menoleh cepat ke arah lain. Semburat merah muncul di kedua pipinya.

Yabu tertawa pelan.

“Dan jangan tertawa!” Perintah Yamamoto agak kesal. Lebih tepatnya berusaha menyembunyikan perasaan anehnya.

“Ya-chan…”

Yamamoto menoleh galak, “Dan jangan memanggilku seperti itu. Jangan sok akrab!”

Yabu tersenyum, “Bagaimana kalau…Yuuri?”

Yamamoto tersentak kaget, Kedua matanya melebar selebar-lebarnya. Tubuhnya kaku seperti tidak bisa digerakkan. Tatapannya tak dapat beralih dari cowok jangkung itu.

“Hei… wajahmu memerah tuh! Jangan-jangan kau naksir padaku lagi?” Goda Yabu.

Eh? Naksir?

Buru-buru Yamamoto menggeleng kuat-kuat, “Si…siapa yang naksir denganmu sih?” Elaknya gugup.

“Oh ya?” Yabu bangkit dari tempat tidur dan menghampiri Yamamoto. Berdiri tepat di depan cewek itu.

Dan kenapa Yamamoto baru menyadari, betapa tingginya Yabu sekarang.

Yabu memegang kedua pundak Yamamoto, tak lupa senyuman menghiasi bibir tipisnya. Ia mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Yamamoto. Dan saat itu juga wajah Yamamoto kembali memanas. Ia tak sanggup memandang langsung ke mata cowok itu.

“Mari kita buktikan kalau kau nggak naksir padaku…” Yabu tersenyum jahil, “Ayo,
lihat mataku! Tatap aku, Ya-chan!”

Yamamoto bergeming. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Sungguh, ia tak akan mungkin sanggup menatap sepasang mata bening itu sekarang. Tapi, jika tidak…?

Jika tidak, bukankah artinya ia memang menyukai cowok tengil itu?

“Ayo tatap aku!” Yabu menahan senyum, mendapati lawan biacaranya tak berkutik.
Perlahan, Yamamoto mulai mendongak. Menatap tepat ke arah mata sang elang. Dan sesekali masih merasa gugup.

Yabu tersenyum puas, “Kau…suka padaku?”

Yamamoto kembali bergeming, kedua matanya mengerjap berkali-kali. Bingung mendapat pertanyaan yang begitu mendadak dari Yabu.

“Hmm, kalau tidak suka berarti benci?”

Benci?

Spontan Yamamoto menggeleng.

Oh, apa yang aku pikirkan sih?

Yabu tersenyum lagi, kali ini senyuman penuh kemenangan. Mangsanya telah jatuh tepat di tangannya.

“Kalau tidak benci, berarti suka kan?”

Curang! Pikir Yamamoto kesal. Pertanyaan itu sama-sama memojokkannya. Kenapa pula ia tak segera menjawab bahwa ia tidak menyukai Yabu? Apa itu berarti—

Cho…Chotto! Maji? Maji de? Yamamoto beralih menatap Yabu cepat.

Entah perasaan apa itu. Tiba-tiba mata Yamamoto berkunang-kunang ketika Yabu menciumnya lembut.

***

Yabu mengunyah permen karetnya dengan santai. Dilihatnya jam tangannya, waktu menunjukkan pukul 4 sore. Ia memandang ke arah ruang kesehatan berkali-kali.

Lama sekali sih! Umpatnya tak sabar.

Ia mulai bersenandung kecil, sambil menikmati matahari sore yang tampak kemerahan.

Pantulan sinarnya membuat apa yang diterpanya berwarna kekuningan.

Yabu tersenyum santai. Ia merasa begitu senang melihat pemandangan sore ini.

Dari arah sekolah, seorang gadis berlari kecil menuju tempat Yabu menunggu.

Napasnya terengah-engah ketika berada tepat di depan Yabu.

“Ah… Go…huh..huh…Gomen…huh…”

Yabu menoleh, mendapati Ya-chan tengah mengatur napasnya yang memburu.

“Daijoubu. Kenapa lari-lari sih?”

Yamamoto masih mengelus dadanya, napasnya tak kunjung berdetak normal.

“Aku… Aku takut kau menunggu terlalu lama”

Yabu tersenyum lembut, menaruh tangan kanannya di kepala Yamamoto dan mengusapnya pelan. Ia gemas sekali melihat wajah pacarnya yang memerah.

“Ikou yo?”

Yamamoto mendongak, “Un! Ikou!” Jawabnya riang sambil menggandeng tangan Yabu keluar dari area sekolah.

Keduanya akan pergi untuk berkencan.

Yah, untuk pertama kalinya.

***

END

Label: , , , ,



2 Komentar:

Blogger minkyachan mengatakan...

aiiiiihhhhh....
gw suka banget loh deeee...
daiiisukiii..

pas deh dengan karakter saya..hehe..
jadi malu deh bacanya gw,,
sambil mesem" gw bacanya!
LOL..

kok kynya bang yabu dideskripsikan terlalu keren disana deeeee???
kau ini membuatq mikirin dy yang keren" aja dah..

walopun pendek tapi gw bisa nangkep artinya lah..
buatin lagi dee..
gw suka ama ffc lo..

btw nama gw bisa aja dipanggil yamachan kan???
hehehe...
senangngya....

lalalalalalalalalalalala~~~~~
hati gw berbunga2 bacanya..
fufufu..

LAGI..LAGI..LAGI..LAGI..
ama abang yuto ato yabu juga boleh..
apalagi ama yama~~
yabu juga boleh lagi...
hwehwehwe..

HONTOU NI ARIGACHUUU~~

19 Juli 2010 pukul 17.53  
Blogger deya_daisuke mengatakan...

Yee, dy dmen. Haha
sbnrnya gw g bs bkin romance yg bgus lho.
Tp krn gw di gencet elu dan kak ruri, sekuel lg on going. Hoho

23 Juli 2010 pukul 18.15  

Posting Komentar

home