december post

Deeto, janai ka?

Ichiban Kawaii Ko
0 comments gimme comment?

Title: Ichiban Kawaii Ko
Author: Chika dechu~ :3
Genre: general, pengennya sih romance tapi ga sanggup dengan chara begini
Rating: G
Cast: Sayuri Tachikawa (Sayumi Michishige) dan Kazuki Sato (Dori Sakurada) =))
Disclaimer: segenap staff sugaku joshi gakuen, saya hanya memiliki khayalan fangirl-nya doang kok~ :3
Timeline: Sugaku Joshi Gakuen episode 6


“Mou, ano ko cho mukatsuku!”

Sayuri meninggalkan area sekolah dengan cepat disusul oleh Kazuki yang hanya bisa menghela napas melihat kelakuan temannya itu. Hari itu, sekolah mereka—lagi-lagi—kedatangan murid pindahan. Tomoko Harajuku. Belum ada satu hari Tomoko menjadi murid sekolah khusus matematika itu, gadis yang selalu menambahkan kata ‘nyan di akhir ucapannya itu sudah menabuh genderang perang. Setidaknya itu yang dirasakan Sayuri. Bagaimanapun, gadis tercantik, terimut, tidak lain dan tidak bukan hanya Sayuri seorang—bagi diri Sayuri.

“Betsu ni ii darou, kalian berdua cantik kok.” Kazuki berusaha menenangkan Sayuri. Namun tolong diingat, Kazuki memiliki tingkat kecerdasan di bawah rata-rata. Bahkan dalam hal memilih kata-kata yang tepat untuk menenangkan seseorang, apalagi gadis seperti Sayuri Tachikawa.

Kini Sayuri memandang Kazuki dengan tatapan serius. Apa yang dikatakan Kazuki tadi memang benar. Dia dan Tomoko sama-sama cantik tapi... “Docchi no hou ga kawaii?” Siapapun pasti tahu apa yang akan terjadi kalau sampai jawaban Kazuki tidak cukup memuaskan Sayuri.

Kazuki berpikir dengan keras. Kalau ia menjawab Tomoko, maka habis sudah riwayatnya di tangan Sayuri. Namun kalau ia menjawab Sayuri, maaf saja, Kazuki sudah capai mendengar kata-kata narsis yang selalu dilontarkan gadis yang memang manis itu. Bagaimana kalau... “Kurasa kalian berdua sama-sama manis.” jawab Kazuki ragu-ragu.

“Dakara docchi no hou ga kawaii to kiitan darou?!!” Sayuri mencengkram kerah seragam Kazuki kencang-kencang. Raut wajahnya kini tak kalah mengerikannya dengan nenek sihir yang sering muncul di dalam cerita dongeng. Kazuki hanya bisa meringis.

“Sayu no hou ga—“

“Deshooou! Atashi no hou ga kawaii!” Sayuri melepaskan cengkramannya dan mulai berkicau tentang betapa manisnya dirinya. Kazuki mengambil nafas dalam-dalam seakan-akan baru saja terlepas dari cekikan seseorang dan mendengarkan kata per kata yang diucapkan Sayuri.

Sayuri mulai menceritakan masa kecilnya. Menceritakan seorang anak pindahan yang pernah merebut posisi nomor satunya sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar. Beruntung Kazuki sudah cukup kebal mendengar segala ocehan Sayuri. Pemuda yang lemah dalam matematika itu mendengar dengan saksama, menjadi pendengar yang baik.

“Pokoknya aku tidak boleh kalah!” Sayuri berkata dengan mantap. Ditatapnya Kazuki dan tanpa menunggu reaksi dari pemuda yang selalu kena dimarahinya setiap hari itu, Sayuri melengos pergi.

“Demo,” Kazuki mengangkat suaranya cukup lantang sampai Sayuri menghentikan langkahnya dan berbalik memandangi pemuda itu dan menunggu apa yang ingin dikatakan oleh Kazuki. “Sayu wa ichiban da yo. Tak perlu sampai bertarung atau apapun itu. Juga bukan masalah menang dan kalah. Sayu wa ichiban.” Kazuki mengakhiri kalimatnya dengan seuntai senyum di wajahnya.

Sayuri menggigit bibirnya sendiri mendengar kata-kata dari temannya itu. Untuk pertama kalinya, Kazuki dapat membuat dirinya tenang. Bahkan kata-kata dari Nina yang sangat diidolakannya hanya berlalu begitu saja di telinganya. Kazuki benar. Apapun yang terjadi, Sayuri merupakan gadis nomor satu di sekolah.

“Sou ne.” Ditatapnya Kazuki lekat-lekat. “Sou da yo ne. Awas saja kalau kau berkata seperti itu hanya agar aku tidak kesal lagi.”

Kazuki tertawa kecil mendengarnya. “Honki de omotteru yo.”

“Saa kaerou ka?” Kini senyum kembali mengembang di wajah Sayuri. Dan mereka berdua pun pulang bersama seperti biasa.

Keesokan harinya...

Siapa yang sangka kalau lagi-lagi Sayuri dan Tomoko bertengkar. Bahkan lebih hebat sampai-sampai Nina menyarankan untuk melakukan pertandingan satu lawan satu, sebuah tradisi yang sudah selama 120 tahun dilaksanakan di sekolah khusus matematika itu—yang menurut Kazuki sama sekali tidak ada hubungannya. Lagi-lagi Kazuki merasa ingin pindah sekolah dari sekolah aneh tersebut.

Label: , , , ,



0 Komentar:

Posting Komentar

home